tag:blogger.com,1999:blog-8861852362428057916.post8436185942827977912..comments2023-04-14T07:58:58.212-07:00Comments on Artis Airin Rachmi Diany di Tangsel, Skandal Uang Dalam Laporan BPK: airin rachmi diany, Koruptor Banten, ipar ratu atut chosiyahDoa Sejukhttp://www.blogger.com/profile/00990318924580521982noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-8861852362428057916.post-59570832782283408242010-07-23T23:33:33.901-07:002010-07-23T23:33:33.901-07:00Pencurian APBD di Banten dalam Pemilukada Tangeran...Pencurian APBD di Banten dalam Pemilukada Tangerang Selatan 2010<br /><br />"Penyimpangan Rp13,08 miliar, Ratu Atut Chosiyah Dihimbau Belajar ke Tangerang Agar Jangan DIpakai untuk Airin Rachmi Diany Pilkada di Tangsel 2010 Ini"<br /><br />Sabtu, 26 Juni 2010, 07:58 WIB<br /> <br />Pemerintah Provinsi Banten diminta belajar laporan keuangan ke Kota Tangerang atau Kabupaten Tangerang sehubungan penemuan Badan Pemeriksa Keuangan tentang penyimpangan APBD 2009 sebesar Rp13,08 miliar.<br /><br />"Saya sangat kecewa dan prihatin laporan hasil pemeriksaan (LHP) ditemukan adanya penyimpangan anggaran," kata Agus R Wisas, salah seorang anggota Komisi IV DPRD Banten, Jumat (25/6/2010).<br /><br />Ia mengatakan, semestinya Pemprov Banten belajar laporan keuangan ke Kabupaten Tangerang atau Kota Tangerang<br /><br />Sebab kedua daerah tersebut sudah tiga kali mendapat penghargaan terbaik Wajar Tanpa Pengecualian (WDP) dari BPK.<br /><br />"Jika Gubernur Banten belajar ke daerah itu, kemungkinan dalam laporan hasil pemeriksaan menjadi lebih baik,"ujarnya.<br /><br />Kalau Pemprov Banten mau studi banding ke dua daerah itu dan jangan sampai jauh-jauh ke luar daerah.<br /><br />Selama ini, BPK menilai laporan keuangan APBD Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang sangat baik sehingga perlu belajar kepada mereka.<br /><br />Pengalaman terburuk bagi Pemprov Banten, atas temuan BPK dalam laporan hasil pemeriksaan diindikasikan terjadi penyimpangan anggaran tahun 2009 sebesar Rp13,08 miliar.<br /><br />"Saya minta ke depan jangan sampai kasus penyimpangan anggaran terulang lagi," katanya.<br /><br />Sementara Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan pihaknya berjanji akan memperbaiki laporan hasil pemeriksaan BPK dari opini WDP ke Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).<br /><br />"Saya akan berusaha untuk meningkatkan predikat terbaik," katanya.(Fz/At/Kl)Adminhttps://www.blogger.com/profile/03534622882788384223noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8861852362428057916.post-83195160821248272232010-07-23T00:16:56.329-07:002010-07-23T00:16:56.329-07:00Berita dari PITA (Pemuda Integritas Tangerang Sela...Berita dari PITA (Pemuda Integritas Tangerang Selatan)<br /><br />Upaya Pemuda Integritas Tangerang Selatan Membuahkan Hasil, Bunda Marissa Haque Pasca Puasa 40 Hari Bersedia Maju Melawan Kembali Keluarga Ratu Atut Chosiyah bernama Airin Rachmi Diany adik iparnya yang selama ini diduga terkenal sebagai seorang Mafia Hukum keluarga Tb Chasan Sochib yang terkenal notorious itu!Ratna Manikam Ika-Unpad, Bandunghttps://www.blogger.com/profile/08076097400417808719noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8861852362428057916.post-77638871419312365972010-07-22T02:10:01.251-07:002010-07-22T02:10:01.251-07:00Ditanya JPU, Chasan Sochib Berang
Thursday, July ...Ditanya JPU, Chasan Sochib Berang <br />Thursday, July 24, 2008 Diposting oleh Banten Corruption Watch <br />Label: H.Chasan Sochib bapak airin rachmi diany walikota tangsel 2010 <br />Ditanya JPU, Chasan Sochib Berang <br />Selasa, 22-Juli-2008, 07:49:41<br /><br />Radar Banten SERANG – Senin (21/7), Direktur Utama PT Sinar Ciomas Raya Contractor (SCRC) Chasan Sochib kembali dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan lingkar dan drainase Pasar Induk Rau (PIR) di Pengadilan Negeri Serang.<br /><br />Dalam sidang, dia marah besar ketika ditanya jaksa penuntut umum (JPU). Hal itu terjadi ketika salah satu JPU dalam perkara tersebut, Edi Dikdaya, menanyakan tentang bukti tertulis yang mendasari pembangunan jalan lingkar dan drainase PIR. Dengan nada tinggi, Chasan Sochib justru balik bertanya, “Ada eksekutif dan legislatif di sini nggak?.” <br /><br />Edi Dikdaya tidak menanggapi pertanyaan itu lantaran pertanyaannya tidak dijawab saksi. Sikap itu justru membuat Chasan Sochib naik pitam dan menuding-nuding JPU. “Ini jelas mau membenar-benarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Ini mau menghancurkan NKRI,” tukasnya seraya meminta wartawan mencatat perkataannya dan meminta kuasa hukum Aman Sukarso, Efran Helmi Juni dan Gusti Endra, berbicara. “Ngomong, jangan diam saja,” katanya. <br /><br /><br />Perintah ini dituruti kuasa hukum, namun ketika Helmi Juni dan Gusti Endra hendak bertanya mengenai proyek PIR, Chasan Sochib marah lagi. “Geus, ulah ngomong proyek, lieur (Sudah, jangan bicara proyek, pusing-red),” tukasnya. <br />Melihat itu, Ketua Majelis Hakim Maenong didampingi Sabarudin Ilyas dan Toto Ridarto memutuskan untuk menghentikan kesaksian Chasan Sochib. <br /><br />Sikap tersebut tidak ditunjukkannya pada awal persidangan. Menurut Chasan Sochib, pembangunan jalan lingkar dan drainase PIR adalah permintaan mantan Bupati Serang Bunyamin lantaran Pemkab Serang tidak memiliki anggaran pembangunan. Padahal, PIR akan diresmikan Presiden RI saat itu, Megawati Soekarnoputri. <br /><br />Saksi menyerahkan pula bukti berupa surat tentang permohonan dari Pemkab Serang kepada Gubernur Banten untuk membantu pembayaran jalan akses 5 link PIR. Surat bernomor 620/2477/Dal_Bang tertanggal 9 Mei 2006 tersebut ditandatangani Bupati Serang Taufik Nuriman. <br /><br />Dia juga menyerahkan kopian surat bernomor 170/595/DPRD tak tertanggal yang ditandatangani Ketua DPRD Kabupaten Serang Hasan Maksudi. Surat itu berisi rekomendasi dari DPRD Kabupaten Serang agar Bupati Serang memohon bantuan pembayaran jalan lingkar PIR kepada Gubernur Banten. <br /><br />Kendati demikian, saksi mengakui, proyek senilai sekitar Rp 9 miliar tersebut tidak dilakukan melalui proses pelelangan. Surat Perintah Kerja (SPK), diakuinya pula tidak diterbitkan. “Kalau nunggu tender, nunggu SPK, nggak jadi diresmikan presiden. Padahal itu kan kebangggaan,” katanya. <br /><br />Mantan Kabid Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Serang Komarudin juga dihadirkan sebagai saksi. Seperti saksi-saksi sebelumnya, dia juga mengatakan jika pembayaran proyek senilai Rp 1 miliar diambil dari pos pemeliharaan jalan dan jembatan APBD Kabupaten Serang 2005. Lantaran Keputusan Gubernur Banten mengenai penggunaan bantuan block grant belum turun. <br /><br />“Makanya, kita membahasnya karena kondisi saat itu adalah kondisi tidak normal atau darurat. Merujuk pada Pasal 28 ayat (4) UU RI Nomor 17 Tahun 2003, kami memutuskan untuk menerbitan Surat Keterangan Otorisasi (SKO) sebagai dasar pembayaran yang sifatnya mendahului anggaran,” terangnya sambil mengatakan, pos pemeliharaan jalan dan jembatan itu terbayar saat dana block grant dicairkan pada penetapan APBD Perubahan 2005. (dew)Doa Sejukhttps://www.blogger.com/profile/00990318924580521982noreply@blogger.com